Sign Up and Get IDR 200,000 discount with minimum purchase IDR 1,500,000

Air Max dari 0 sampai 1: Kisah Air Max Pertama

Posted by Six6street 25/03/2022 0 Comment(s) News,Trends,Style,

Poster iklan Nike Air Max 1

(Sumber: footshop.eu)

 

Air Max dari 0 sampai 1: Kisah Air Max Pertama

 Kisah kesuksesan dari Nike Air Max 1 memang tidak lepas dari sang desainer, yaitu Tinker Hatfield. Pada tahun 1981, Nike mempekerjakan Hatfield sebagai artistek untuk merancang bagunan di kampus Oregon. Tidak sampai empat tahun, tepatnya pada tahun 1985, Hatfield mulai merancang sneaker Nike berdasarkan permintaan. Yang menjadi ciri khas sneaker karya Hatfield, ia sering menerapkan latar belakang desain arsitekturnya ke dalam sebuah desain sneaker. Tahun 80-an menjadi tahun yang baik bagi Nike, sebab, mereka memperoleh 50% pangsa pasar sepatu atletik AS. Namun, pertengahan dekade itu, Nike juga menghadapi persaingan yang begitu ketat dari kompetitornya. Meski pada saat itu, Nike Cortez, Waffle Racer, dan Tailwind cukup populer, namun model-model Nike itu belum cukup untuk menggambarkan sneaker yang paling inovatif. Hatfield ditugaskan Nike untuk mengambil 'tantangan' itu.

Tinker Hatfield memegang Nike Air Max 1

(Sumber: footshop.eu)

 

Nike Air telah diperkenalkan dan menjadi sepatu yang populer di antara penggemar olahraga lari. Tetapi pada saat itu Hatfield tahu bahwa hal itu belumlah cukup. Diperlukan sebuah kemasan sempurna untuk mengungkapkan desain sepatu itu kepada dunia. Kemudian saat di Paris, Hatfield melihat-lihat Centre Pompidou dan terinspirasi desain gedung yang unik tersebut. 

Centre Pompidou di Paris

(Sumber: itinari.com)

 

Hatfield langsung memikirkan ide mengenai konsep visible air dalam bentuk sepatu lari yang revolusioner. Nike Air Max 1 tidak hanya sekali didesain, melainkan hasil dari beberapa rangkaian desain, salah satunya paling pertama itu yang menjadi konsep dari Air Max Zero. 

Sketsa asli Tinker Hatfield dari Air Max Zero

(Sumber: Nike)

 

"Saya berpikir tentang bagaimana cara membentuk sol tengahnya menjadi lebih minimalis, mengangkat bagian pendukung yang dibutuhkan dan menghilangkan bagian yang tidak diperlukan," Hatfield mengingat kembali. Bagian atasnya didesain untuk menjadi lebih nyaman dan sesuai bentuk, dengan tanpa ujung yang menarik, sebuah ide yang dipinjam dari Nike Sock Racer 1985. 

Sayangnya desain awal Air Max ini terlalu sulit untuk diciptakan pada saat itu. "Dalam banyak hal, itu melampaui teknologi pada masanya," ujar Hatfield. "Tidak hanya bentuknya, tetapi juga konstruksi yang dibutuhkan. Teknologi dan material yang tersedia saat itu tidak semaju sekarang buat membangun visi orisinal teknik seperti itu" Singkatnya, Hatfield sudah mendesain sebuah sepatu yang terlalu canggih sehingga tidak bisa diproduksi. 

Sketsa Air Max 1 oleh Tinker Hatfield

(Sumber: Nike)

Akhirnya, Hatfield dipaksa untuk menginterpretasi ulang desainnya. Hal ini kemudian menghasilkan Nike Air Max 1, yang menjadi pelopor dalam revolusi industri sepatu lari. Visible Air lantas kemudian diterapkan juga ke sepatu basket. 

Iklan Air Max 1 tahun 1987 oleh Nike

(Sumber: Google)

Sketsa awal kemudian dikenal sebagai Air Max Zero & dirilis saat Air Max Day 2016.

Nike Air Max Zero Air Max Day

(Sumber: Nike)

 

Sumber: Nike, Hai, Kumparan.

Leave a Comment